- Written by RSUD
Edaran Selengkapnya Dapat di Lihat Melalui Link Dibawah ini :
Link Surat Edaran Protokol Kesehatan
- Written by RSUD
Pengumuman Selengkapnya Dapat di Lihat Pada Link di Bawah ini
- Written by RSUD
dr.Kurnia Dwi Astuti,SpA
Dokter spesialis anak
RSUD dr.R.Soedjati Soemodiardjo
Purwodadi- Grobogan
ISOLASI MANDIRI PADA ANAK
Kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia mengalami lonjakan yang sangat berarti, Satgas Covid-19 mencatat total infeksi positif di Indonesia sekitar 0,7% dari jumlah penduduk, Ketua Bidang Data dan IT Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat 12,83% dari seluruh kasus terkonfirmasi positif dialami oleh pasien anak-anak.
(VOA Indonesia).
Kita juga dapat membaca informasi yang beredar baik dimedia sosial maupun media mainstrem antrian pasien di IGD yang sangat kesulitan untuk mendapatkan tempat perawatan.
Untuk itu perlu dilakukan skrining yang tepat siapa saja yang menjadi skala prioritas untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit. Pasien yang bergejala ringan sebaiknya melakukan isolasi mandiri di rumah. Supaya masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan aman , maka dibawah ini akan kami bahas tata cara melakukan isolasi mandiri di rumah.
1. Apa maksud penyakit Covid-19?
Pengertian Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2. Penyakit ini
dilaporkan pertama kali terjadi di Wuhan Tiongkok pada bulan Desember 2019
2. Apa saja gejala yang timbul pada saat anak terpapar Covid -19?
Gejala yang dirasakan adalah demam,batuk,pilek,nyeri tenggorokan,sakit kepala, mual/ muntah, Diare,lemas,sesak napas
3. Kapan anak yang bergejala perlu dibawa ke Rumah Sakit?
Anak banyak tidur, napas cepat, ada cekungan di dada, hidung kembang kempis, Saturasi Oksigen < 95%,
mata merah, ruam, leher bengkak, demam > 7 hari, kejang, tidak bisa makan dan minum, Mata cekung,
BAK berkurang dan terjadi penurunan kesadaran.
4. Peralatan apa saja yang harus disiapkan pada saat anak menjalani isolasi mandiri?
a. Termometer ( alat pengukur suhu)
b. Oxymetri ( alat untuk mengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi)
5. Bagaimana protokol isoman?
a. Tetap dirumah
b. Gunakan masker
c. Jaga jarak
d. Cuci tangan dengan sabun
e. Terapkan etika batuk
f. Periksa suhu tubuh pada pagi dan sore hari
g. Periksa saturasi oksigen dan frekwensi nadi
h. Pantau laju napas
i. Berikan ASI
j. Berikan anak makanan yang bergizi
6. Beberapa catatan yang harus dilakukan pada saat isoman
a. Bagi anak yang berusia 2 tahun atau lebih dianjurkan untuk menggunakan masker
b. Gunakan masker dengan benar, yaitu menutup hidung dan dagu
Masker boleh dilepas, bila:
- Anak berada diruangan sendiri atau berjarak 2 meter dengan pengasuhnya
- Pada saat anak tidur
c. Lakukan cuci tangan setelah bersentuhan dengan pasien
d. Apabila batuk/bersin tutup mulut dan hidung dengan tissue atau tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam
e. Lakukan desinfeksi ruangan dengan cara:
- membersihkan area rumah yang sering disentuh seperti: gagang pintu, kran ,toilet, wastafel, saklar lampu, meja, kursi dan lain lain.
f. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan :
- campuran air dan sabun/detergen
- cairan desinfektan khusus
g. Buat catatan hasil pemantauan suhu tubuh, saturasi oksigen dan laju napas
h. lapor kepada dokter atau petugas kesehatan bila :
Saturasi kurang dari 95 %
7. Kapan isolasi dinyatakan selesai?
a. Pada umumnya gejala akan hilang dalam 14 hari
b. Bila tidak dilakukan swab ulang, disarankan isolasi dilakukan 10 hari dan 3 hari bebas gejala
c. Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa penularan lebih panjang,
sehingga dokter akan menentukan kapan selesai isolasi
sumber: panduan isolasi mandiri anak (IDAI) Tgl 28 Juni 2021